Diceritakan pada zaman dinasty Han, ada seorang pejabat tinggi bernama Han Sin. Pada masa remajanya sangatlah miskin, dan juga tidak pandai mencari nafkah untuk mengisi perutnya. Ia hanya mengandalkan belas kasihan orang lain, ia juga tidak jarang mendapa umpatan-umpatan dan hinaan, sering juga ia harus menahan lapar.
Suatu hari, dengan menahan rasa lapar, ia memancing ikan di sungai Huai He di pinggiran kota Huai Yin. Seorang wanita tua oencuci pakaian merasa kasihan saat melihat Han Sin, lalu memberinya sepiring nasi lengkap dengan lauk-pauk yang disediakan untuk ia makan sendiri. Han Sin begitu terharu menerima makanan yang diberikan, dan bersumpah kepada wanita tersebut dengan mengatakan : “Suatu saat saya akan membalas budimu yang luhur ini”. Mendengar jawaban dari Han Sin, si wanita pencuci pakaian tersebut malah memarahinya dengan mengatakan : “Sebagai seorang laki-laki sejati, tidak pantas jika tidak dapat mencari sesuap nasi. Hanya karena melihat dirimu yang sedang kelaparan, saya rela memberikan makanan jatahku padamu, jangan berpikir saya mengharapkan balasan darimu.”
Selang beberapa tahun kemudian, terjadi pemberontakan, dan banyak prajurit yang bangkit melawan dinasty Qin. Han Sin turut bergabung dengan salah satu kelompok pemberontak yang di pimpin oleh Siang Yu. Kemudian bergabung lagi dengan kaisar Han, Liu Pang. Disini ia cukup berjasa dan di angkat menjadi pejabat tinggi.
Walaupun Han Sin telah mempunyai jabatan yang tinggi dan terhormat, namun ia tidak dapat melupakan yang tua yang pernah memberinya sepiring nasi pada beberapa tahun silam. Han Sin lalu mengutus prajurit untuk mengundang wanita tua tersebut dan memberinya seribu tail emas. Sehingga dengan demikian, Han Sin telah memenuhi sumpahnya dalam membalas budi baik seorang ibu tua yang menurutnya sebagai “penanaman budi yang beratnya tak ternilai.”
Idiom ini memberikan pengertian bahwa sekecil apapun budi yang kau terima, sepantasnyalah harus bisa di balas. Namun dalam penghayatan dan penggunaan idiom ini, harus benar-benar memahami secara mendalammakna artinya. Pertama : Jika menolong orang lain dengan penuh ketulus-ikhlasan, maka pertolongan tersebut tidak menuntut mendapatkan balasan apapun. Kedua : Orang kaya/berada yang menolong orang miskin/kurang mampu, pertolongan semacam ini adalah bersifat bantuan. Dan jika suatu saat si miskin yang pernah di antu tersebut dapat membalas budi, ini tidak bisa di sebut “Seriping nasi berharga seribu tail emas.” Ketiga : suatu pertolongan akan sangat bernilai tinggi, jika saat diri sendiri dalam kondisi sulit, namun dapat memberikan pertolongan/keperdulian dan rasa simpatik yang mendalam untuk menolong orang lain, maka budi pertolongan semacam ini, di pandang oleh orang lain sebagai “sepiring nasi” layak dibalas dengan “seribu tail emas”.
2 komentar:
harap tinggalkan komentar anda. makasih.... :))
:p
Post a Comment