2/18/2009

Apa Pun yang Terjadi Patut Disyukuri

Disebuah kerajaan, sang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasihat dan pengawalnya raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, terjadilah kecalakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya. Sang penasihat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih.

Karena tidak tahu lagi apa yang mesti di ucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasihat itu berkata, “Baginda, apa pun yang terjadi patut di syukuri.” Mendengar ucapan penasihatnya itu, sang raja langsung marah besar. “Kurang Ajar! Kena musibah bukannya dihibur tapi mala disuruh bersyukur...!” Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasihat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.

Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari, raja bersama penasihatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasihatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa.

Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasihatnya dimandikan. Saat giliran raja yang dimandikan, ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai tubuh yang cacat. Sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa. Akhirnya, sang raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif tersebut. Dan penasihat barulah yang dijadikan persembahan kepada para dewa.

Dengan susah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Setibanya di istana, raja langsung memerintahkan supaya penasihat yang dulu dijatuhi hukuman penjara segera dibebaskan. “Penasihatku, aku berterima kasih kepadamu. Nasihat kamu memang benar, apa pun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat...” Kemudian, raja pun menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap.

Setelah mendengar cerita raja, buru-buru si penasihat berlutut sambil berkata : “Terima kasih Baginda. Saya juga bersyukur Baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika tidak, mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korban dan dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif itu.”

  SAAT SUKSES KITA BERSYUKUR, SAAT GAGAL PUN KITA BERSYUKUR. SESUNGGUHNYA KEKAYAAN DAN KEBAHAGIAAN SEJATI ADA DI DALAM RASA BERSYUKUR !!




Posting Yang Berkaitan :




0 komentar: